Riwayat Singkat R.A. Kartini

Raden Adjeng Kartini, lahir di Jepara Jawa Tengah tanggal 21 April 1879. Atau lebih tepatnya ia dipanggil dengan nama Raden Ayu Kartini, karena pada dasarnya gelar Raden Adjeng hanya berlaku ketika belum menikah, sedangkan Raden Ayu adalah gelar untuk wanita bangsawan yang menikah dengan pria bangsawan dari keturunan generasi kedua hingga ke delapan dari seorang raja Jawa yang pernah memerintah. Kartini sendiri menikah dengan bupati Rembang, K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat pada tanggal 12 November 1903 yang telah mempunyai tiga istri. Dari pernikahannya tersebut ia dikaruniahi seorang anak perempuan bernama Soesalit Djojoadhiningrat yang lahir pada tanggal 13 September 1904.

Penyelewengan Feminisme

Raden Adjeng Kartini, merupakan sosok perempuan masa lalu yang telah dianggap menjadi tolak ukur bagi perempuan Indonesia khususnya, untuk memperjuangkan hak dan status sosialnya agar bisa sederajat dengan kaum laki-laki. Perempuan tersebut lazimnya disebut dengan perempuan feminis, mereka beranggapan memperjuangkan hak dan status sosial agar sama dengan kaum laki-laki adalah sebuah perjuangan yang memang layak untuk diperjuangkan. Memang sah-sah saja untuk melakukan hal tersebut, dan menurut saya memang hal tersebut pantas untuk diperjuangkan. Namun dengan bergilirnya zaman terdapat beberapa penyimpangan yang menurut saya juga terjadi dari perjuangan feminis tersebut.

Surat-surat R.A. Kartini

21 April 1879 merupakan tanggal yang bersejarah, ditanggal tersebut lahir seorang bayi yang telah menjadi inspirator bagi perempuan sekarang untuk terus maju berjuang. Ya, ditanggal tersebut terlahir dari dari rahim M.A. Ngasirah seorang anak perempuan dengan nama Kartini. Dan singkat cerita akhirnya pada tanggal 2 Mei 1964 dengan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia nomor 108 menganugerahi Kartini gelar Pahlawan Kemerdekaan Nasional. Serta menjadikan tanggal 21 April sebagai hari Kartini.

Sejarah Feminisme

Sebelum mengenal lebih dalam tentang sejarah feminism, lebih baiknya kita pahami terlebih dahulu pengertian dari feminism tersebut. Menunrt  Mansour  Faqih dalam  Heldianto ( 2004  : 31 ) disebutkan    feminisme adalah suatu gerakan yang berangkat dari asurnsi dan kesadaran bahwa kaum perempuan pada dasarya ditindas dan dieksploitasi, serta ada upaya mengakhiri penindasan dan pengeksploitasian  tersebut. Atau dalam bahasa saya feminisme merupakan gerakan yang memperjuangkan haknya agar setara dan tidak dianggap sebelah mata oleh kaum laki-laki.

Dari Kartini sampai feminis islam

Yang tak kalah spektakuler adalah gerakan sekelompok feminis Muslim yang merumuskan Counter Legal Draft (CLD) terhadap Kompilasi Hukum Islam (KHI) hasil produk Inpres No.1 tahun 1991. Bagi mereka, KHI masih mengidap cara pandang dan filosofi patriakrhi. Karena itu, perlu revisi agar selaras dengan semangat Islam yang menuntut keadilan dan kesetaraan.
Perjuangan keadilan dan kesetaraan gender di negeri ini telah berlangsung lama, sejak sebelum Indonesia merdeka hingga era reformasi. Tokoh-tokoh dan isunya pun beragam. Jika dikategorisasi secara periodik, gerakan feminisme Indonesia punya empat gelombang.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Facebook Themes